Prodamat Series #4 “Vaksinasi HPV untuk Pencegahan Kanker Leher Rahim, Perlukah?”
Hingga saat ini kanker leher rahim masih menjadi beban penyakit bagi negara Indonesia dengan prevalensinya yang tinggi, yaitu merupakan kanker kedua terbanyak setelah kanker payudara. Padahal kanker leher rahim pada dasarnya merupakan kanker yang dapat dicegah dengan melakukan skrining deteksi dini. Untuk menyikapi permasalahan tersebut, Program Studi (Prodi) Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) FKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengangkat tema “ Vaksinasi HPV untuk Pencegahan Kanker Leher Rahim, Perlukah?” dalam Webinar Series Program Pemberdayaan Umat (Prodamat).
Webinar seri kali ini yang dinahkodai oleh Mujiyono, S.KM, diawali dengan sambutan dari Dr Surachma Asti Mulasari , S.Si.,M.Kes selaku ketua Prodamat dan dosen pendamping Prodamat. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Prodamat merupakan program rutin yang diselenggarakan oleh MKM UAD setiap tahun dan melibatkan dosen serta mahasiswa MKM UAD. Dalam Prodamat ini akan dilaksanakan serial webinar, sehingga setelah ini masih akan ada lagi webinar selanjutnya. Prodamat ini mengupayakan agar mahasiswa berperan aktif dan bersikap responsif terhadap permasalahan di masyarakat. Prodamat ini juga merupakan bagian dari perwujudan pengamalan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam masyarakat.
Acara ini diselenggarakan dengan menggunakan virtual platform Zoom, yang dikendalikan secara terpusat dari Laboratorium Komputer Promosi Kesehatan UAD, pada hari Kamis, tanggal 26 Januari 2023. Disiplin terrhadap waktu merupakan salah satu cerminan keshalihan intelektualitas, dan webinar ini dapat menerapkan hal tersebut dengan memulai tepat jam 13.00 dan selesai tepat pada jam 15.30, sebagaimana direncanakan.
Dalam kegiatan tersebut, narasumber pertama adalah dr Paryanto, SpOG, MARS dari FKIK Universitas Jambi yang mengangkat judul materi: “Mengupas Tuntas ‘The Silent Killer’ Kanker Leher Rahim”. Hadirnya pembicara dari UNJA juga merupakan implementasi dari kerjasama antara UAD dan UNJA yang telah tertuang dalam MoU. Kemudian pembicara kedua adalah dr Astika Cahyarani dari Kucala Medical Center (Yayasan Kucala) yang juga merupakan magister student di MKM UAD, membawakan materi: “Tips Waspada Kanker Leher Rahim sejak Dini.
Di kesempatan tersebut, dr Paryanto, SpOG, MARS menyampaikan bahwa kanker leher rahim tidak selayaknya lagi menjadi The silent lady killer, mengingat kanker ini dapat diketahui kemunculannya sejak dini melalui skrining deteksi dini. Sebagaimana di negara maju, kasus kanker ini sudah sangat rendah dengan berjalannya skrining deteksi dini dan strategi pencegahan yang baik.
Kanker leher rahim tidak muncul secara tiba-tiba. Kanker ini muncul melalui proses yang berjalan bertahap sebelum akhirnya manifestasi sebagai kanker. Gejala atau tahap perubahan ini dapat dilihat melalui pemeriksaan dengan menggunakan tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat(IVA) atau dengan papsmear. Pemeriksaan dengan test IVA dilakukan dengan mmenyemprotkan larutan asam asetat 3-5% ke leher rahim, kemudian dilihat perubahannya. Adanya perubahan warna menjadi putih menunjukkan adanya kecurigaan keganasan, dan perlu untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Sedangkan Papsmear merupakan pemeriksaan mikroskopi. Sampel Papsmear diambil dengan melakukan apusan di leher rahim menggunakan sikat lembut dan spatula serviks. Apusan ini kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilihat sel-selnya. Hasil pemeriksaan papsmear dapat dilihat bila terjadi radang, atau tahap precancer, dan bilamana sudah terjadi kanker. Terapi dapat segera dilakukan bila menemukan kelainan di leher rahim. Pada temuan radang atau precancer, pengobatan dapat memberikan hasil yang sangat baik dan kesembuhan sempurna. Namun akan berbeda bila ditemukan kanker, penanganan akan menjadi lebih kompleks bila sudah menjadi ganas.
Kanker leher rahim 99,7% dilatarbelakangi oleh infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV yang pada awalnya merupakan infeksi menular seksual, pada dekade terakhir ini penularannya sudah terjadi secara random. Fenomena ini menjadi hal yang sangat memprihatinkan. Sehingga diperlukan upaya agar wanita dapat melindungi diri dari penularan infeksi HPV.
Salah satu cara untuk melindungi diri dari infeksi HPV adalah dengan melakukan vaksinasi HPV. Hal ini sudah diprogramkan oleh pemerintah untuk melakukan vaksinasi massal HPV dengan kriteria tertentu. Bagi yang tidak masuk dalam kriteria program, maka harus melakukan vaksinasi secara mandiri. Ada dua jenis vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah HPV, yaitu vaksin bivalen yang sensitif terhadap 2 tipe HPV, dan vaksin tetravalen, yang sensitif terhadap 4 tipe HPV.
Narasumber kedua, dr Astika Cahyarani memaparkan bahwa resiko kanker secara umum merupakan permasalahan multifaktorial. Ada banyak hal yang berpengaruh, dari usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, perilaku, lingkungan dll. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa gaya hidup sehat merupakan kunci seseorang untuk terhindar dari berbagai penyakit. Dengan menerapkan pola hidup sehat, bukan hanya kanker saja yang dapat dicegah, namun juga penyakit lain, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, diabets, dll. Pola hidup sehat tidak semata hanya mengurangi makanan dan menjaga berat badan, namun juga meliputi banyak hal seperti mengatur nutrisi yang dimakan, baik dari variasi maupun kekayaan gizinya, menjaga agar asupan gula tidak berlebihan, menghindari atau meminimalisir junk food, menghindari gaya hidup menetap atau sedentary, melakukan aktivitas fisik yang cukup, mengindari stress, dll.
Disamping menjalankan pola hidup sehat, skrining deteksi dini juga tidak kalah penting. Ada sangat banyak penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini secara berkala, salah satu contohnya adalah kanker leher rahim. Dan satu yang tidak kalah penting adalah melakukan vaksinasi pencegahan kanker. Kanker leher rahim adalah jenis kanker yang dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi, yaitu dengan vaksinasi HPV. Dan di negara kita vaksin hpv dapat diakses dengan mudah.
Webinar yang dipandu oleh Tetrina Purtaria,S.ST dan Hadra Meifany S.KM ini dihadiri oleh 101 peserta dari berbagai daerah, dengan berbagai profesi, dari masyarakat awam, bidan hingga mahasiswa berbagai jurusan. Peserta cukup antusias dengan materi yang diangkat, dengan banyaknya pertanyaan terkait dengan topik tersebut. Sebagai apresiasi, panitia memberikan e-certificate dan doorprize